Langsung ke konten utama

Sehat-sehat ya, anak-anak kaki empat-ku..

 

Alhamdulillah sudah 2 minggu ini kondisi anak-anak kaki empat-ku membaik. Aku juga bisa mendapat libur 10 hari, jadi waktu libur ini kumanfaatkan untuk bersih-bersih tempat, kandang, dll. 



Tiada hal yang lebih bahagia bagi seorang Cat lovers, selain melihat kondisi anak-anaknya sehat dan makan dengan lahap.

Alhamdulillah.. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan untuk mereka semua yaa.

Next akan menyusul cerita-cerita selama sebulan lebih kemarin aku berjuang untuk mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I love cat since I was a little..

Aku.. seorang cat lovers dari kecil. Masih teringat masa-masa ketika aku masih balita dan tinggal bersama kakek dan nenek di Semarang, aku sering membawa kucing-kucing kecil pulang secara diam-diam. Ya, namanya juga anak kecil kan, walaupun sudah disembunyikan tetap saja ketahuan. Kalau ketahuan, nenek selalu bilang, “jangan mainan kucing, nanti bengek!”, dan sejurus kemudian nenek mengambil kucing-kucing itu dan membuang mereka entah kemana. Aku cuma bisa menangis.   Aku dulu punya riwayat penyakit radang tenggorokan yang cukup parah. Jadi dokter selalu bilang kalau aku jangan memelihara hewan berbulu, seperti kucing. Sementara dulu kami tinggal bersama dengan nenek cicitku (yang berarti neneknya nenekku) yang memelihara kucing betina oren bernama Cepot. Nenek cicitku memang suka kucing dan si Cepot sudah bertahun-tahun dipelihara oleh beliau.   Aku selalu gemas ketika Cepot melahirkan anak-anaknya yang mungil dan lucu-lucu. Dulu yang aku tahu ya aku merasa sayang...
Halo.. Sudah lama yaa. Tidak terasa sudah 4 tahun berlalu setelah terakhir kali aku membuka blog ini. Sudah banyak hal yang terlewati. Ingin sekali banyak bercerita disini. Nanti ya, satu-satu..

Menyiapkan Kehilangan

     Awal November lalu, Allah menguji lagi dengan kematian anak-anak kaki empatku. Aku harus kehilangan 8 ekor kesayangan. Ditambah juga anak-anak yang lain yang drop satu per satu. Setiap hari berkejaran dengan waktu. Tak ada satu pun orang yang bisa aku andalkan untuk membantu atau berbagi keluh kesah. Aku bekerja sendiri. Terkadang sambil berangkat kerja aku juga mengantar ke klinik sehingga sering kali aku terlambat bekerja.       Ada yang sempat di rawat dan sebelum pulang aku sempatkan untuk menjenguk dahulu. Sesampainya di rumah begadang untuk mengurusi anak-anak yang lain. Jika ada yang tidak mau makan dan hanya di rawat di rumah saja, maka aku harus bolak-balik tempat kerja, rumah, juga klinik jika ada yang butuh segera ke klinik. Begitu terus selama hampir sebulan.  Selama  2 minggu awal terasa sangat berat karena virus yang menimpa anak-anakku yang akhirnya beberapa tidak bertahan berhasil memporak porandakan hati dan mentalk...